Kamis, 21 Agustus 2008

puziiiink

HAYANG KA BANDUUUUUUUUUUUUUNNGGGGGG

Selasa, 08 Juli 2008

Sekilas tentang PENULIS



Nama Pringadi..Saya lahir di Bogor 11 Desember 1988. Saya merupakan anak bungsu dari 7 bersaudara. Kedua orang tua saya berasal dari jawa. Saat ini saya masih aktif sebagai mahasiswa di Univ. Ibn Khaldun Bogor. Saya mengambil Jurusan teknik sipil. Mula-mula saya tidak menetehui sama sekali apa yang dimaksud denngan teknik sipil. Namun setelah saya mengetaginya, saya merasa amat tertantang untuk menggelutinya lebih dalam. Sehingga terfikir dibenak saya untuk mempublikasikan tulisan ini.Semoga teknik sipil lebih diminati dan pembangunan Indonesia semakin maju.

Nama : Pringadi
NPM :07215110345
Jurusan : Tek. Sipil Univ. Ibn Khaldun Bogor
Semester : 2
Alamat : Jl. Pajajaran Kalibata
Hobi : Pergi ke kamPus

Kritik dan saran di ipinkipink@yahoo.com

Lantai Pracetak dan Cetak ditempat.

Pernahkah anda membayangkan bagaimana cara pengecoran gedung besar yang mempunyai berpuluh-puluh lantai? Apakah proses pengerjaannya sama dengan pengecoran lantai rumah sederhana??

Ternyata tidak. Setelah saya mempelajari struktur bangunan di tingkat Universitas, saya baru mengetahui bahwa ada sistem lantai pracetak dan cetak ditempat. Apa perbedaannya??

Sistem lantai menggunakan pracetak, ternyata lantai dan tulangan-tulangannya telah dicetak dan dikeraskan di pabrik. Jadi para pengguna tinggal menyusunnya di lantai yang akan dibangun dan dilakukan penyambungan-penyambungan dengan kolom. Ada keuntungan dan kerugiannya. Keuntungannya yaitu kita tidak membutuhkan waktu yang lama dalam proses pengecoran, biaya yang dikeluarkan sedikit lebih hemat, tidak memerlukan bekisting dalam melakukan pengecoran. Kerugiannya sistem ini hanya cocok dalam peningkatan lantai di gedung-gedung besar, dan dibutuhkan alat angkut berat dan akses jalan yang baik.

Sementara cetak ditempat yaitu proses pengecoran dan perkerasannya pun dilakukan di tempat lantai yang akan dibuat. Prosesnya membutuhkan waktu lama, karena dibutuhkan bekisting dan waktu untuk keringnya bahan coran. Namun disetiap lokasi dapat dijangkau. Semisal peningkatan bangunan rumah tinggal lebih efektip menggunakan cetak ditempat.

Klasifikasi Sistem Irigasi


Dalam perkembangan irigasi, irigasi dibagi menjadi 3 tipe, yaitu :

1. Irigasi Sistem Gravitasi

Irigasi system gravitasi merupakan system irigasi yang telah lama dikenal dan diterapkan dalam kegiatan usaha tani. Dalam sistem irigasi ini, sumber air diambil dari air yang ada di permukaan bumi, yaitu sungai, waduk, dan danau di dataran tinggi. Pengaturan dan pembagian irigasi menuju ke petak-petak yang membutuhkan dilakukan secara gravitatif.

2. Irigasi Sistem Pompa

Sistem irigasi pompa dapat dapat dipertimbangkan, apabila pengambilan secara gravitatif ternyata tidak layak secara segi ekonomi dan segi teknik. Cara ini membutuhkan modal yang kecil, namun membutuhkan biaya ekspoitasi yang besar.

3. Irigasi Pasang Surut

Yang dimaksud irigasi pasang surut yaitu suatu sistem irigasi yang memanfaatkan pengempangan air sungai akibat peristiwa pasang surut air laut. Areal yang direncanakan untuk tipe irigasi ini adalah areal yang mendapat pengaruh langsung dari peristiwa pasang surut air laut.

Minggu, 06 Juli 2008

Jenis Irigasi

irigasi permukaan

Irigasi Permukaan terjadi di mana air dialirkan pada permukaan lahan. Di sini dikenal alur primer, sekunder dan tersier. Pengaturan air ini dilakukan dengan pintu air. Prosesnya adalah gravitasi, tanah yang tinggi akan mendapat air lebih dulu.

Irigasi Lokal

Sistem ini air distribusikan dengan cara pipanisasi. Di sini juga berlaku gravitasi, di mana lahan yang tinggi mendapat air lebih dahulu. Namun air yang disebar hanya terbatas sekali atau secara lokal.

Irigasi dengan Penyemprotan

Penyemprotan biasanya dipakai penyemprot air atau sprinkle. Air yang disemprot akan seperti kabut, sehingga tanaman mendapat air dari atas, daun akan basah lebih dahulu, kemudian menetes ke akar.

Irigasi Tradisional dengan Ember

Di sini diperlukan tenaga kerja secara perorangan yang banyak sekali. Di samping itu juga pemborosan tenaga kerja yang harus menenteng ember.

Irigasi Pompa Air

Air diambil dari sumur dalam dan dinaikkan melalui pompa air, kemudia dialirkan dengan berbagai cara, misalnya dengan pipa atau saluran. Pada musim kemarau irigasi ini dapat terus mengairi sawah.

Irigasi Tanah Kering dengan Terasisasi

Di Afrika yang kering dipakai sustem ini, terasisasi dipakai untuk distribusi air.

Kualitas air irigasi


Tidak semua air cocok dimanfaatkan untuk irigasi. Air yang kurang cocok digunakan irigasi yaitu air yang mengandung :

  1. Bahan kimia yang mengandung racun bagi tumbuhan atau orang yang makan tumbuhan tersebut.
  2. Bahan kimia yang bereaksi dengan tanah yang kurang baik
  3. Tingkat keasaman (ph)
  4. Tingkat kegaraman air.
  5. Bakteri yang membahayakan.

Sebenarnya yang menentukan besarnya bahaya adalah konsentrasi senyawa dalam larutan tanah. Dengan demikian kriteria yang didasarkan pada kegaraman air irigasi hanyalah merupakan suatu pendekatan saja.

Sistem Transportasi.


Sistem transportasi adalah suatu sistem atau tata cara, tentang pengaturan transportasi yang bertujuan memindahkan suatu barang angkut dari tempat asal ke tempat tujuan denggan aman dan nyaman. Barang angkut tersebut bisa berupa manusia, barang, hewan atau jenis lainnya. Moda transportasi ada 3 yaitu

  1. Moda darat

Contoh moda darat seperti Jalan raya, rel kereta, sungai dan danau

  1. Moda Air

Berupa pelabuhan-pelabuhan kapal

  1. Moda Udara

Berupa bandar udara.

Sarana dan prasarana transportasi di Indonesia terbilang belum tertib. Sarana belum cukup memadai. Ini dibuktikan dengan banyaknya terjadi kecelakaan di semua moda. Di moda darat, banyak terjadi kemacetan, jalan berlubang dan jalan tergenang yang disebabkan sistem drainase yang sangat jelek. Di air banyak kapal-kapal yang tidak layak melaut, bahkan sempat terjadi kebakaran kapal di tengah laut. Di udara, banyak kecelakaan pesawat jatuh ataupun tergelincir.